Posted by : Anita Muslim
Senin, 04 Januari 2016
TIPE
TIPE KEPEMIMPINAN
1.
Tipe Otoriter
Disebut
juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin
bertindak sebagai diktator terhadap anggota - anggota kelompoknya. Baginya
memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari
pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang - undang. Bawahan hanya bersifat
sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah
dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia
kepada pemimpin secara mutlak. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat
atau musyawarah. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan
sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah
atau instruksi yang telah diberikan. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat
dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
Pengawasan bagi pemimpinyang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah
segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh
anggotanya. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang
- orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang - orang
tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang - orang yang
berlaku taat
dan menyenangkan
pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan. Kekuasaan
berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan
untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung. Selain
itu, dominasiyang berlebihan mudah menghidup kan oposisi atau menimbulkan sifat
apatis.
Kelebihan
model
kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun
tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu
tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah
– langkahnya penuh perhitungan dan sistematis, Ketepatan serta ketegasan dalam
pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara mungkin
produktivitas dapat naik, Keputusan dapat diambil secara cepat dan mudah
dilakukan pengawasan.
Kekurangan
Suasana
kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut
timbulnya ketidak puasan.Merusak moral, meniadakan inisiatif, menimbulkan
permusuhan, agresivitas, keluhan, absen, pindah, dan tidak puas, Pemimpin yang
otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah, setiap perbedaan
diantara anggota
kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran
disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan inisiatif dan
daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapatnya dan pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah
berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau
dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
2.
Tipe
Laissez-faire
Dalam
tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan pemimpinannya, dia
membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin
sama sekali
tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas
dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atausaran
– saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan - kekacauan dan
bentrokan - bentrokan. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata - mata
disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan
karena pengaruhdari pemimpin. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur,
segala kegiatan dilakukan tanpa rencanadan tanpa pengawasan dari pimpinan.
Kekurangan, Pemimpin sama
sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya,
Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk
atau saran – saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan –
kekacauan dan bentrokan – bentrokan, Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok
semata – mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok,
dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
Kelebihan,
Keputusan
berdasarkan keputusan anggota, Tidak ada dominasi dari pemimpin.
3.
Tipe
Demokratis
Pemimpin
ikut berbaur di tengah anggota - anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota
bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara
- saudaranya. Dalam tindakan dan usaha – udahanya ia selalu berpangkal kepada
kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan
kelompoknya. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan
pendapat dan saran - saran dari kelompoknya. Ia mempunyai kepercayaan pula pada
anggota -
anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung
jawab. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan
dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan
persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota
kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan
sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan
dari
kepemimpinan demokratis adalah, karena di sini seorang pemimpin memberikan
kesempatan dan hak yang seluasluasnya kepada para stafnya, maka mereka memiliki
banyak sekali pendapat yang berbeda,sehingga pemimpin sulit menentukan pendapat
yang sesuai dengan anggota yang tidak menyetujui kesepakatan forum yang ada,
maka terkadang terjadi suatu konflik atau perdebatan antara anggota forum
dengan sehingga Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih
banyak serta sulitnya pencapaian kesepakatan
Kelebihan
gaya
kepemimpinan demokratis dapat menampung aspirasi dan keinginan bawahan sehingga
dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap organisasi pada umumnya dan pekerjaan pada
khususnya. Kelemahan gaya kepemimpinan yang demokratis cenderung menghasilkan
keputusan yang disukai daripada keputusan yang tepat.
4.
Tipe
Pseudo-demokratis
Tipe
ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang
bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal
sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide - ide,
pikiran, atau konsepyang ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal
tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi
diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak
agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini
menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpinyang
otoriter dalam bentuk yang halus, samar - samar, dan yang mungkin dilaksanakan
tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
Kelebihan
Selalu
mempuyai ide-ide atau pemikiran-pemikiran yang baik dan selalu melalukan
musyawarah terhadap bawahannya
Kekurangan, Struktur
organisasinya tidak jelas atau kabur dan bawahan selalu di desak agar menerima
keputusan tersebut sebagai keputusan bersama.
terima kasih... blognya sangat bagus dan materinya sangat bermanfaat :)
BalasHapusmaterinya sungguh bermanfaat :)
BalasHapusterima kasih... blognya sangat bagus dan materinya sangat bermanfaat
BalasHapusterimakasih untuk materinya
BalasHapusmakasi untuk materinya
BalasHapus